Wiro Sableng - Super Hero yang Layak Masuk Dalam Film The Avengers

Hasil jerih payah Om Sonde Sondes / Category:

"Kampak Naga Geni 212"
Pasti yang mendengar kata-kata diatas langsung teringat super hero kita yang satu ini. Yak, Wiro Sableng merupakan super hero yang legendaris di negara kita. Kekuatannya suci meskipun tingkah lakunya seperti anak-anak. Seorang guru yang mengajarinya bukanlah guru yang hebat dan tangguh, malahan hanya seorang gila yang memiliki kekuatan sakti.

Pemuda yang bernama Wiro tersebut mencintai perdamaian. Ia tidak rela dengan aksi kejahatan yang merajalela disekitarnya. Jurus andalannya adalah Pukulan Matahari yang bisa membakar lawan-lawannya dalam sekejap. Beruntung, pahlawan kita ini berada di pihak yang benar. Seandainya saja ada seorang penjahat yang mirip dengannya, pasti akan menimbulkan kekacauan paling dasyat dari semua kekacauan yang pernah terjadi.

Film seri yang diambil dari cerita novel karangan Bastian Tito ini pernah memberikan aksi "populer" baik dikalangan remaja maupun paruh baya dulunya. Hingga puluhan novel dan film dari super hero kita ini terjual laris. Namun sayangnya, semenjak sang penulis wafat pada 2006 lalu, maka ketenarannya mulai pudar. Cerita dari Wiro Sableng pun sebenarnya masih belum mencapai endingnya. Dan meninggalkan ribuan pertanyaan kepada semua penggemar setianya.

Menyangkut film The Avengers yang telah dirilis baru-baru ini, sebenarnya Wiro Sableng dilirik oleh studio Marvel. Akan tetapi, karena sang creator sudah wafat maka keberadaan Hero kita ini terombang-ambing. Yang pada akhirnya tidak di-pick untuk bermain dalam film itu. Sangat disayangkan...

Pendidikan untuk Mencetak Profesional

Hasil jerih payah Om Sonde Sondes / Category:


Memprihatinkan, satu kata yang dapat saya sampaikan untuk mengambarkan pendidikan bangsa kita sekarang. ada yang mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang di kontrol oleh petingginya untuk mencetak generasi karyawan, dan sedikit yang menelurkan Profesor dan para ahli.

Sebagai seorang pelajar tentu saya ingin mendapatkan yang terbaik dalam menimba ilmu. menjadi seorang yang memang bisa menelurkan bangsa yang berkualitas dan SDM tinggi. Namun, sulitnya menerapkan perubahan dalam Tanah Air kita membuat rencana menjadi impian, gagasan menjadi harapan.

Secara langsung, kita menjadi kurang menghargai pendidikan yang kita dapat. bolos, main Uno di kelas, Online di kelas, menjadi alternatif pelarian mereka yang penat akan bidang studi yang diajarkan

Untuk yang berkatong tebal, mereka bisa menuntut ilmu di negeri orang. Pulang menjadi seorang ahli yang kualahan membangun bangsa kita yang tercinta. Berbeda pendapat memang bisa di toleransi, namun bila terjadi bentrok pendapat, apa yang bisa kita lakukan? Mengajukan pada pengadilan dengan sedikit menyuap? Kenapa suap, korupsi, dan lain sebagainya harus menjadi budaya? Kejahatan politik uang bukan
budaya kita, itu datang dari penjajah yang selama ini kita gembor-gemborkan untuk memberantas "kebelummerdekaan bangsa" dari budaya rusak.

Jika memang ada yang mau peduli mendengarkan kata kata "orang bijak", bangsa ini akan menjadi bangsa yang Luar Biasa, sehebat Kerajaan Majapahit dahulu kala. Apakah anda akan mncari mesin waktu untuk kembali pada masa kejayaan itu? Mustahil! satu kata untuk anda.

Baik itu PSSI, KPK, DPR, MPR, atau majelis-majelis pemerintaniyah, harus menjadi lebih dewasa dan lebih bijak dalam menangani Pendidikan Sumber Daya NKRI.

Menanamkan 6 pekara pada setiap pelajar, Cerdas, Sabar, Bekal Cukup, Binaan Guru, Tidak Mudah Puas dan Tak Putus Asa, dan Masa belajar yang lama.

saya percaya pada semua elemen yang terlibat dalam membangun bangsa ini. mereka berkhianat, kita off-kan saja mereka. mereka adalah virus dalam komputer. Markus dalam Negara.

sekian.


ditulis oleh pelajar Indonesia yang ada di Indonesia Ahmad Ariq (mimin omsonde.blogspot.com)

Legenda Detektif Ternama

Hasil jerih payah Om Sonde Sondes / Category: , ,

Kamis kemarin Om Sonde jalan-jalan ke sebuah kampus. Kampus itu besar nan megah, Om Sonde terkagum-kagum melihatnya. Om Sonde kepengen tahu namanya dan Om Sonde tanya ke satpamnya yang terlihat gagah dan perkasa. Satpam itu bilang ini adalah HMPS TI Unikama dan Kampus Multikultural. Om Sonde kepengen tahu lebih banyak tentang kampus ini, akan tetapi teman Om Sonde yang sama-sama berasal dari NTT dan kuliah dalam kampus ini tiba-tiba manggil Om Sonde.

Om Sonde datang ke temanku tadi, namanya adalah Sir Arthur Dani. Kami sudah dua tahun tidak bertemu, sehingga rasa rindu menyelimuti perasaan kami. Sebelum berpisah, Arthur menyodorkan sebuah buku. Buku itu berjudul "A Study in Scarlet". Buku itu menceritakan tentang petualangan detektif ternama, Sherlock Holmes. Om Sonde senang sekali dengan ceritanya yang melatih kecerdasan otak dan permainannya dalam segala misteri.
Holmes adalah seorang detektif yang hanya akan menerima sebuah kasus misteri yang benar-benar susah. Artinya tidak dapat lagi dipecahkan oleh polisi ataupun detektif-detektif lainnya. Hingga iapun menjuluki dirinya sendiri sebagai detektif konsultan. Dalam berbagai novel karangan Sir Arthur Conan Doyle, Holmes selalu didampingi oleh kawan setianya, Watson untuk memecahkan semua kasus bahkan kasus yang disebabkan oleh Profesor Moriarty, sang Raja dunia kejahatan.
Ceritanya yang begitu menarik perhatian dunia pun dikembangkan oleh para penulis lainnya. Seperti kehidupan masa kecilnya dalam buku novel "The boy of Sherlock Holmes", juga ada novel yang menceritakan petualangan detektif intelektual ini dibantu oleh para laskar jalanan baker street yang dimuat dalam buku, "Sherlock Holmes dan Laskar Jalanan". Meskipun bukan asli dari Sir Arthur Conan Doyle selaku bapak dari cerita Sherlock Holmes, cerita dari novel-novel itupun tetap menarik.
Tak hanya hit dalam dunia novel saja, rupanya Sherlock Holmes juga ngetrend di dunia perfilman. Banyak sutradara yang membuat seri dari Sherlock Holmes ini dengan pemeran Holmes yang juga bervariasi. Seperti dalam film yang dibintangi oleh "Robert Downey", ia memainkan peran Holmes dalam sebuah film berjudul "Sherlock Holmes dan Sherlock Holmes A Game of Shadow" keluaran Warner Bros.
Om Sonde tergila-gila dengan kejeniusan dari detektif asal inggris tersebut. Om Sonde jadi kepengen seperti tokoh fiksi dari Sir Arhtur tersebut. Tapi mana mungkin ? Nilai matematika Om Sonde saja dapat dibawah lima puluh. Ya good bye dah impian.....

Sepedanya Om Sonde

Hasil jerih payah Om Sonde Sondes / Category:

Bosan sama sepeda yang seperti biasa ? Mau pakai sepeda motor tapi sayang lingkungan ? Nah, Om Sonde punya solusinya. Om Sonde nggak bisa naek sepeda motor, jadi Om Sonde suka pakai sepeda pancal. Tapi, kemaren pas Om Sonde lihat-lihat orang jualan di supermarket kok ada sepeda yang kayaknya seru. Om Sonde ngelirik-ngelirik sepeda yang dipajang diatas pangung tadi sambil mikir kalau saja Om Sonde bisa beli.

Sepeda itu namanya "Grasshopper : Folding Electric Bike". Seperti yang tertera di namanya, bentuk sepeda ini sangat mirip dengan belalang, serangga kakaknya jangkrik. Sepeda itu dirakit oleh Om David Goncales, kenalan Om Sonde pas TK dulu. Bentuknya tinggi, mirip tangannya belalang dan juga sepeda ini katanya bisa nyetor energi kinetik di dalamnya. Waaah, tambah tergoda iman Om Sonde buat beli sepeda itu....

Kerennya lagi nih, pas demonstrasinya sepeda "Grasshopper : Folding Electric Bike", sepedanya malah dilipat seakan-akan kertas lipat Rp 2000,- yang biasa kita beli di toko kesayangan kita. WAAW !! PRAKTIS. Nggak usah diparkir, langsung masukkan koper bisa. Jadi, ancaman tersamun oleh tangan-tangan terampil semakin berkurang.

Oh ya, kata si David temanku tadi, sepeda itu juga punya baterai yang berguna buat ketahanannya. Jadi macam bensin nih. Tapi yang ini unik, baterainya akan terisi penuh jika diayunkan pedalnya. Waaaaah, lagi-lagi Om Sonde tergiur buat beli. Tapi sewaktu Om cari duitnya di dompet, yang ada malah uang receh. Ya sudah deh, mungkin nanti kalau Om Sonde sudah punya rejeki. :D

Budayakan Bersuara (Positif)

Didukung oleh